puisie usang

Aku pun Mendoakan mu

Saat kau memilih

Kau masih bertanya tentang diriku

Demikianlah perihal yang kutahu

Duhai demikian syahdu kau senandungkan cinta kita

Tolong sebagai kenang saja segala air mata

Sebab sebuah entah masih harus kutelusuri

Sebab sebuah langkah mesti harus kujalani

Hapus air matamu karena sejarah menulis dirinya sendiri

Aku tahu kau gemetar saat ku ucapkan kata cinta

Kau cari wujudku; aku gentar dengan semua tulus kasihmu

Bisikku Kemas hatimu

Selembar kertas tewas di tangan penyair

Mereka bersulang doa

Kita saling mengikat pada teka-teki: cinta, masa,

Dan hidup yang tak pernah terduga.

0 comments: