Aku pun Mendoakan mu
Saat kau memilih
Kau masih bertanya tentang diriku
Demikianlah perihal yang kutahu
Duhai demikian syahdu kau senandungkan cinta kita
Tolong sebagai kenang saja segala air mata
Sebab sebuah entah masih harus kutelusuri
Sebab sebuah langkah mesti harus kujalani
Hapus air matamu karena sejarah menulis dirinya sendiri
Aku tahu kau gemetar saat ku ucapkan kata cinta
Kau cari wujudku; aku gentar dengan semua tulus kasihmu
Bisikku Kemas hatimu
Selembar kertas tewas di tangan penyair
Mereka bersulang doa
Kita saling mengikat pada teka-teki: cinta, masa,
Dan hidup yang tak pernah terduga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment