Menunggumu di tepian malam ;)

Ketenangan itu telah mengusab lembut jiwa kami.........
menemani langkah ini untuk mengapai kedamaian panjang,
tidak hanya untuk detik ini,esok atau lusa tapi untuk masa jauh kedepan.
Ketika pagi menghantar sejuknya bersama embun yang menyapa jendela kamar-kamar yg berpenghuni .....
sepasang tangan mendekap hangat ...... Puji syukur kepada Rabbku Menghadiahkan Nikmat Indah.
Ada senyum yang menyejukan,ada tangan yg membelai lembut,ada kecupan yang penuh kasih....

Pergantian waktu .......................................
Ku ingin ini lebih bermakna hingga apa-apa yang terlewati,tak ada yang tersia.
Kau banyak mengajariku ....Semoga terballas dengan sejuta kebaikan.

NGANTUkkkkkk''' 
Kecupmu menepiskan gelisahku ,
mengantikan  sejuta damai,
meski kadang kau sering menyebalkan ''pengakuan jujur rasaku :-p.
Ku mengagumimu...........

Indahkah esokku :))

Aku resah dengan esok :))
Waktu yang membawaku pada perubahan seperti hadirnya senja yang mengisyaratkan datangnya remang.Malam yang tak terpisah oleh pekat menghadirkan panorama keindahan,keheningan.
Mengusik jiwaku untuk pertanyakan tentang takdirku esok.
TERSENYUMKAH................................atau ........ TERSUNGKUR terluka..........

Resahku berujung ketika ku temui tebaran kunang-kunang menari tenang menemani ku melewati malam dengan kesendirian...... waktu yg begitu panjang.
Rasaku yg nakal mencubit sakit menodongku tuk mengusik ketenengannya...pantaskah sudah begitu sering nafsu liar ini menjebakku tuk mengejar setetes kesenangan yg tak tersadari menghantarku terpuruk di kehidupanku esok.

Ku simpan sejuta harap ke Pemilik Takdir ......
Esok ada pertemuan yg mengubah semua menjadi lebih bermakna.
Ketenangan yg terwakili oleh biasnya langit biru......................
Dalam detak waktu perjalanan seorang hamba saat terhiasi oleh hasrat dunia,....
BERSAMBUNG................  :)

Rabb ...Ampuni kelalaian kami,
Ampuni sifat berlebihan kami..
Ampuni ... kesalahan kami yang tak tersadari ...


FRIDAY  ~~ august~~ 2011



>>>>>>>> RAMADHAN...........

RIYA' PERUSAK AMALAN

 


BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Wahai hamba Allah, ketahuilah bahwasanya riya' itu berasal dari kata ru'yah (melihat). Orang riya' adalah:

Orang yang memperlihatkan sesuatu untuk mencari kedudukan pada orang lain.

Orang yang mengharapkan bagian untuk jiwanya (nafsunya) dari amal perbuatannya di dunia.

Orang yang beramal kepada Allah tetapi juga diniatkan untuk selain Allah dan akhirat.

Orang yang melaksanakan amal ibadah yang Allah perintahkan tapi bukan karena Allah.

Riya' merupakan tabir (topeng), penipu yang menghalangi wajah yang muram, jiwa tercela serta hati yang keras membatu.

Riya' laksana lumuran halus yang menutupi kejelekan satu bagian atas bagian lainnya.

Riya' bagaikan imitasi yang tak laku di pasar dagangan akhirat.

Riya' adalah sesuatu yang tersembunyi, tak mungkin diketahui oleh orang yang bodoh.

PINTU-PINTU RIYA'

1. Seorang hamba berniat bukan karena Allah, yaitu agar manusia mengetahui bahwasanya ia berbuat demikian.

2. Seorang hamba beramal karena Allah, tapi bila manusia melihatnya. Ia bersungguh-sungguh serta menghiasinya.

3. Seorang hamba beramal karena Allah sampai ia selesai. Lalu diketahui ia berbuat demikian, dan dipuji, iapun senang dan gembira atas pujian itu dan berharap agar manusia memujinya.

MACAM-MACAM RIYA'

1. RIYA' PADA ANGGOTA BADAN
Yaitu dengan menampakkan kekerempengan badan, agar manusia menganggap mereka itu adalah orang yang ahli ibadah.

2. RIYA' DALAM PAKAIAN
Yaitu memakai pakaian yang kasar lagi tipis untuk menampakkan kezuhudannya.

3. RIYA' PADA PERKATAAN
Yaitu dengan menghapal hadist-hadist serta atsar (perkataan sahabat), agar bisa bercakap dengan para ulama, mempermainkan orang-orang bodoh serta sombong terhadapnya.

4. RIYA' PADA PERBUATAN
Seperti orang yang shalat dengan memperpanjang berdiri, ruku', sujud, menampakkan kekhusyukan serta menghiasi shalatnya karena manusia melihatnya.

5. RIYA' DENGAN BANYAKNYA TEMAN
Seperti orang yang memaksakan diri untuk berkunjung kepada orang alim, biar dikatakan si Alim fulan telah mengunjungi si fulan, dan bahwa para ulama mondar-mandir kepadanya.

BAHAYA DAN BENCANA RIYA'

1. Riya' lebih bahaya dari fitah Dajjal, sebagaimana Rasulullah bersabda:

"Maukah saya tunjukkan sesuatu yang lebih saya takut daripada Masih Dajjal?, (yaitu) syirik yang tersembunyi, seorang berdiri untuk shalat, lalu ia menghiasi shalatnya karena ada yang melihatnya".
HR Ibnu Majah (4204)

2. Lebih sadis daripada sergapan serigala terhadap seekor kambing. Rasulullah bersabda:

"Tidaklah dua serigala yang lapar dilepas pada sekawanan kambing lebih merusak dibanding dengan ketamakan seorang terhadap harta dan agamanya.
HR Tirmidzi (2376)

3. Menghapus amal shalih

Di hari kiamat Allah berkata kepada orang yang berbuat riya':

"Pergilah kamu kepada orang yang kamu riya' kepadanya, dan lihatlah apakah kamu dapati mereka itu mempunyai balasan untukmu?"
HR Imam Ahmad (V/428-429)

4. Menyebabkan kehinaan

"Barang siapa yang memperdengarkan amal kebaikan pada manusia, niscaya Allah akan memperdengarkan amal kejelekannya pada hambaNya, mengecilkan dan merendahkan".
Shahihul Targhib wat Tarhib (I/16)

5. Menghalangi pahala akhirat

"Barang siapa diantara mereka mengerjakan amalan akhirat untuk dunia maka tiada bagian baginya di hari akhirat kelak"
HR Imam Ahmad (V/134)

6. Penyebab kekalahan umat

"Sesungguhnya Allah menolong umat ini karena orang-orangnya yang lemah, do'a mereka, shalat mereka dan keikhlasannya"
Shahih Targhib wat Tarhib (I/6)

Semoga Allah berkenan mengajari kita bersama, inilah bencana terbesar, koreksilah diri kita masing-masing, karena riya' lebih tersembunyi dari rayapan seekor semut. Dan tidak sepantasnya seorang hamba berputus asa dari berbuat ikhlash, lalu ia tidak bermujahadah (bersungguh-sungguh) untuk meraihnya.

Ya Allah Engkau Maha Suci dan terpuji, kami bersaksi tiada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Kami beristighfar dan bertaubat Kepada-Mu.

Semoga bermanfaat.
Salam ukhuwah fillah

Mahligai Amalku Yang Ternoda

الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيراً


Dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, beliau berkata:

Ali bin Husain memikul sekarung roti diatas pundaknya pada malam hari untuk dia sedekahkan, dan dia berkata, ‘Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah.’”[1]

Dan dari ‘Amr bin Tsabit berkata:

 ”Tatkala Ali bin Husain meninggal mereka memandikan mayatnya lalu mereka melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka bertanya: ‘Apa ini’, lalu dijawab: Beliau selalu memikul berkarung-karung tepung pada malam hari untuk diberikan kepada faqir miskin yang ada di Madinah.’”

Berkata Ibnu ‘Aisyah:

 ”Ayahku berkata kepadaku: ‘Saya mendengar penduduk Madinah berkata: Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain’’”[2]

***

Begitu syahdunya hati yang raganya telah memperaktekkan ibadah-ibadah yang memang Allah syariatkan baik pada level wajib maupun mandub/sunnah. Si pemilik hati akan merasakan ketenangan dan kesejukan yang tiada terkira dan memang sulit pula bagi kami untuk membahasakannya.

Tak hanya itu, terpolesi pula dengan kualitas ikhlas yang bersemayam di hati. Ada semacam rasa yang begitu spesial ketika hanya Allah dan diri kita yang mengetahui amal-amal yang kita persembahkan untuk Allah, Rabb alam semesta.

Lihatlah kembali petikan kisah di atas, Ali bin Husain telah mengajarkan kita rasa yang amat spesial itu. Di balik gulitanya malam, dipikulnya sekarung roti hingga membekas warna hitam di bagian pundaknya. Bekas hitam ini bukan terlihat saat ia masih hidup namun ketika tubuhnya harus dimandikan setelah ruhnya tak lagi dikandung badan.

Penduduk Madinah, saat itu, tak tahu siapakah gerangan yang begitu rutin di malam hari bersedakah tepung terigu yang merupakan bahan makanan mereka. Hanya setelah kematian Ali bin Husain lah pertanyaan itu terjawab dengan baik.
Subhanallah. Di manakah sosok Ali bin Husain di zaman ini?

>>Di Status Facebook Mereka Melapor

Wahai rekan-rekan yang mulia..

Di dunia maya, apalagi di status Facebook tak sedikit saudara-saudara kita yang memilih sebuah keputusan yaitu mengabarkan kepada penduduk dunia maya tentang ibadah yang telah mereka lakukan. Kami dapati mereka meng-updates statusnya dengan redaksi yang beragam.

“hmmm. Buka puasa dimana ya?”

“Alhamdulillah udah bisa tahajjud lagi sambil menangis.”

“Lagi macet di jalan. Telat deh buka puasa.”

“Sedang nyari al-Qur’an di lemari. Mau baca Al-Baqarah ntar tengah malam. Wkwkwk.”

Begitu  mudahnya sebuah amal ibadah digembor-gembor, dipublikasikan, dipamerkan, diperlihatkan, diperdengarkan, de-el-el. Pujiankah yang hendak mereka raih?

Sungguh benarlah apa yang dikatakan oleh Ibnul Jauzy:

“Alangkah sedikitnya orang yang beramal ikhlas karena Allah, sebab kebanyakan manusia begitu senang menampakkan ibadahnya.”[3]

Begitu pula apa yang dikatakan Abu Ishaq al-Fazari:

“Sesungguhnya ada di antara manusia orang yang menyukai pujian kepada dirinya padahal dirinya tidak lebih berharga di sisi Allah daripada sehelai sayap nyamuk.”[4] 


>>Ketika Ibadah Sebagai Jembatan Menuju Ketenaran

Sekiranya yang diinginkan adalah “like” atau ancungan jempol, nama baik, ketenaran, dan sejenisnya maka inilah musibah itu: “Mencari nilai duniawi dengan sebuah ibadah.”

Janganlah ibadah dan agama dipertaruhkan demi sekerat duniawi, apalagi hanya dengan mengharap “like” sebagai ancungan jempol. Siapa yang membarter amalan akhirat untuk secuil saja kepentingan pribadi dan dunia maka tentulah siksa akan bermunculan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيمة.

“Barang siapa mempelajari ilmu yang seyogyanya hanya untuk mengharapkan wajah Allah, dan pula Ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mencapai tujuan duniawi maka tak akan ia mencium bau Surga di hari kiamat.”[5]

Dalam Kitab al-Imarah Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya golongan pertama manusia yang akan diadili pada hari kiamat ada tiga. Di antaranya adalah (1)seorang lelaki yang mati dalam upaya mencari kesyahidan. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang sekiranya akan dia peroleh karena amalnya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya, 'Apa yang sudah kamu kerjakan untuk mendapatkannya?'. Dia menjawab, 'Aku telah berperang di jalan-Mu sampai akhirnya aku mati syahid.'

Allah berkata, 'Dusta kamu. Sebenarnya kamu berperang demi mendapatkan julukan sebagai orang yang gagah berani, dan hal itu telah kamu dapatkan.' Lantas orang itu diseret oleh malaikat dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dilemparkan ke dalam neraka.

Kemudian, (2)ada seorang lelaki yang suka mempelajari ilmu dan mengajarkannya, serta pandai membaca al-Qur'an. Dia pun didatangkan. Ditunjukkanlah kepadanya kenikmatan-kenikmatan yang akan diperoleh karena amalnya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya, 'Apa yang sudah kamu kerjakan untuk mendapatkannya?'. Di menjawab, 'Aku telah mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca al-Qur'an untuk-Mu.'

Allah mengatakan, 'Dusta kamu. Sebenarnya kamu mempelajari ilmu demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang berilmu, dan kamu membaca al-Qur'an agar disebut sebagai ahli baca al-Qur'an. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan.' Lantas orang itu diseret oleh malaikat dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dilemparkan ke dalam neraka.

Berikutnya, (3)seorang lelaki yang Allah lapangkan untuknya harta dan Allah berikan kepadanya berbagai jenis kekayaan. Dia pun didatangkan. Ditunjukkanlah kenikmatan-kenikmatan yang akan diperoleh dengan sebab amalnya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya, 'Apa yang sudah kamu kerjakan untuk mendapatkannya?'. Dia menjawab, 'Tidak pernah aku lewatkan satu perkara pun yang Engkau sukai untuk aku berinfak kepadanya, melainkan aku pasti telah menginfakkan hartaku padanya karena-Mu.'

Allah berkata, 'Dusta kamu. Sebenarnya kamu lakukan itu agar kamu disebut sebagai dermawan, dan hal itu telah kamu dapatkan. Kemudian orang itu pun diseret dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dilemparkan ke dalam neraka.”[6] 

Tak hanya itu wahai sahabat, Allah pula akan mempermalukannya kelak di hari kiamat di hadapan seluruh manusia.

Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

ما من عبد يقوم في الدنيا مقام سمعة ورياء إلا سمع الله به على رءوس الخلائق يوم القيمة

"Tidaklah seorang hamba berbuat riya’ dan sum’ah di dunia, melainkan Allah akan menyiarkan aibnya di hadapan para makhluk di hari kiamat.”[7]

Kembali membidik status-status yang bertebaran di Facebook, terlihat begitu jauhnya adab kita dengan adab mereka dalam menjaga amal. Mereka, salafush shalih itu, setelah menunaikan amalnya, begitu berharap dengan sepenuh hati agar ibadah mereka benar-benar diterima dan juga khawatir kalau-kalau amalnya tidak diterima.

Konon diantara mereka berkata:

اللهم إنا نسألك العمل الصلح وحفظه.

“Ya Allah, kepada-Mu, kami memohon amal shalih dan (agar Engkau) menjaganya.[8]


>>Kisah Mereka Telah Terpotret Sejarah

Mari kita biarkan Muhammad bin A’yun berkisah,

”Aku bersama Abdullah bin Mubarok dalam peperangan di negeri Rum. Tatkala kami selesai sholat isya’ Ibnul Mubarok pun merebahkan kepalanya untuk menampakkan padaku bahwa dia sudah tertidur. Maka akupun –bersama tombakku yang ada ditanganku- menggenggam tombakku dan meletakkan kepalaku diatas tombak tersebut, seakan-akan aku juga sudah tertidur. Maka Ibnul Mubarok menyangka bahwa aku sudah tertidur, maka diapun bangun diam-diam agar tidak ada sorangpun dari pasukan yang mendengarnya lalu sholat malam hingga terbit fajar.

Dan tatkala telah terbit fajar maka diapun datang untuk membagunkan aku karena dia menyangka aku tidur, seraya berkata “Ya Muhammad bangunlah!”, Akupun berkata: ”Sesungguhnya aku tidak tidur”.

Tatkala Ibnul Mubarok mendengar hal ini dan mengetahui bahwa aku telah melihat sholat malamnya maka semenjak itu aku tidak pernah melihatnya lagi berbicara denganku. Dan tidak pernah juga ramah padaku pada setiap peperangannya. Seakan-akan dia tidak suka tatkala mengetahui bahwa aku mengetahui sholat malamnya itu, dan hal itu selalu nampak di wajahnya hingga beliau wafat. Aku tidak pernah melihat orang yang lebih menymbunyikan kebaikan-kebaikannya daripada Ibnul Mubarok”[9]

Di lain kisah, seseorang bertanya pada Tamim Ad-Dari ”Bagaimana sholat malam engkau”, maka marahlah Tamim, sangat marah, kemudian berkata,

“Demi Allah, satu rakaat saja sholatku ditengah malam, tanpa diketahui (orang lain), lebih aku sukai daripada aku sholat semalam penuh kemudian aku ceritakan pada manusia”[10]
 
>>Seuntai Ungkapan Cinta

Rekan-rekan yang kami hormati dan muliakan.
Begitu banyak langkah-langkah syaitan yang mesti diwaspadai. Syaitan menebar modus yang beragam namun dengan satu tujuan: menodai keikhlasan. Dan status Facebook adalah salah satu perangkap manis yang mereka sediakan.
Tak perlu bagi kami dan anda untuk mengabarkan kepada penduduk dunia maya (dan dunia nyata) tentang amal-amal yang telah kita persembahkan kepada Allah azza wajalla. Biarkan saja amal-amal tersebut tersimpan rapi dan apik dalam catatan/tabungan ghaib sang malaikat.

Bisyr Ibnul Harits berkata:

“Janganlah engkau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu sebagaiman engkau menyembunyikan kejelekanmu.”[11]

Seperti yang anda ketahui, hidayah seluruhnya ada di tangan Allah maka jadikanlah do’a sebagai jembatan/wasilah agar ikhlas itu mampu terperagakan dengan baik oleh hati. Sungguh, Allah begitu berkuasa untuk membolak-balikkan keadaan hati manusia.

Berharaplah dengan penuh kekhawatiran karena bisa jadi amal kita tertolak walaupun telah menumpuk setinggi gunung. Bahkan, bisa jadi itu menjadi penyebab Allah menyiksa kita sebagaimana hadits-hadits yang telah kami bawakan.

Tak akan kita masuk surga atau merasakan nikmat kubur hanya dengan pujian mereka yang menyemu. Pula, tak akan kita disiksa di kubur atau neraka karena omongan mereka yang tak tahu keadaan kita. Pujian Allah lah yang kita butuhkan dan celaan-Nya lah yang kita takuti.

***
Lihatlah kembali petikan kisah di atas, Ali bin Husain telah mengajarkan kita rasa yang amat special itu. Di balik gulitanya malam, dipikulnya sekarung roti hingga membekas warna hitam di bagian pundaknya. Bekas hitam ini bukan terlihat saat ia masih hidup namun ketika tubuhnya harus dimandikan setelah ruhnya tak lagi dikandung badan.

Penduduk madinah, saat itu, tak tahu siapakah gerangan yang begitu rutin di malam hari bersedakah tepung terigu yang merupakan bahan makanan mereka. Hanya setelah kematian Ali bin Husain lah pertanyaan itu terjawab dengan baik.

نسأل الله علما نفعا. اللهم اخعل عملنا كله صالحا  واجعله لوجهك خالصا. بارك الله إلينا و إليكم ولجميع المسلمين. سبحنك اللهم وبحمدك أشهد ألا إله إلا انت أستعفرك وأتوب إليك


Share dari Note : Abdullah Akiera Van As-samawiey,
https://www.facebook.com/notes/abdullah-akiera-van-as-samawiey/mahligai-amalku-yang-ternoda-catatan-akhir-pekan-part-8/

Mataram, Selesai ditulis satu jam menjelang adzan Maghrib.
19 Rajab 1432 H (21 Juni 2011)

_________
End Notes:

[1] Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Nabi, yang diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, Abu Sa’id Al-Khudri, Ibnu “Abbas, Ibnu Ma’ud, Ummu Salamah, Abu Umamah, Mu’awiyah bin Haidah, dan Anas bin Malik. Berkata Syaikh Al-Albani: ”Kesimpulannya hadits ini dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya adalah hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan termasuk hadits mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’akhirin” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908). Dari Ebook Ikhlas dan Bahaya Riya oleh Ustadz Firanda

[2] Lihat ketiga atsar tersebut dalam Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9. Dari Ebook Ikhlas dan Bahaya Riya oleh Ustadz Firanda

[3] Shaidul khaatiir hal. 251. Dari kitab Khuthuwaatu Ila as-Sa’adah.

[4] Ta'thir al-Anfas, hal. 573. Dari Ebook Ikhlas dan Bahaya Riya oleh Ustadz Firanda

[5] HR ahmad dan Abu Daud. Dari Kitab Afaatul Ilmi.

[6]  HR. Muslim [1905], lihat Syarh Muslim [6/531-532]. Dari catatan ustadz Ari Wahyudi.

[7] Al-mundziri mengatakan, “diriwayatkan oleh At-thabrani dengan sanad habsan.” Dishahihkan Syaikh Al-albani. Dari Kitab Afaatul Ilmi

 [8] Dari kitab Khuthuwaatu Ila as-Sa’adah.

[9] (Al-Jarh wa At-Ta’dil, Ibnu Abi Hatim 1/266). Dari Ebook Ikhlas dan Bahaya Riya oleh Ustadz Firanda

[10] (Kitab Az- Zuhud, Imam Ahmad). Dari Ebook Ikhlas dan Bahaya Riya oleh Ustadz Firanda

Temaniku sejenak

  Saat ini ku ingin Kau ada....

Menemaniku sejenak melewati senja...
Kan ku tunjukkan kepadamu...
Indahnya rona jingga memeluk mesra langit timur

Mendekatlah .....
Lihatlah di ujung sana mentari menguning
Maafkanlah saat ini ku meminta waktumu
Sejenak temaniku melewati senja....
Dan izinkan tanganku mengengam jemarinmu..
Lirih dari kedalaman hatiku membisikkan di jendela hatimu.....

Waktu mengabarkan kepadaku....
Kadang menyaksikan butiran mutiara terbuang sia...
Karna tajamnya lisanku...
Dan ku tak pernah peduli lara hatimu..
Ego memanjakan dengan hembusan keangkuhan prinsipku...
Kadang'' paling merasa benar  '' Gak MUNA dech... :) ;)

AF1 JIDDAN sahabat  >>>jabatan tangan plus pelukan  mesra....qiqiqiq


Ya Rabb

Kadang kakiku engan untuk melangkah........
Membisu dalam kesadaran...............

HIDAYAH ada 4:

1. hidayah umum tuk makhluk-Nya, spt: berbedanya wajah kita dgn yg lain, kaki kita bisa melangkah, keahlian2 khusus pd binatang,dll

2. hidayah pengenalan, dgn ini kita bisa tau mana yg baik mana yg buruk (dalam kitab lain ini d...isebut juga hidayah ilmi wal irsyad)

3. hidayah taufiq, dgn hidayah ini kita bisa mengamalkan yg baik2 n menjauhi yg buruk2 (dlm kitab lain disebut hidayah amal)

4. hidayah menuju tempat kembali kita

KESIMPULANNYA: taufiq merupakan bagian dari hidayah

jika dari segi TA'RIF, coba sama2 ngintip di at-Ta'rifat
HIDAYAH :"addilaalatu 'alaa maa yuushilu ilal mathlub" (petunjuk yg dapat menyampaikan kpd tujuan)
TAUFIQ : "ja'lullaahi fi'la 'ibaadihi muwaafiqon limaa yuhibbuhuu wa yardloohu" (Allah menjadikan perbuatan hamba2-Nya sesuai dgn yg dicintai-Nya n diridloi-Nya)

Macam2 Hidayah:


1. Hidayah Wijdan, potensi naluria yang Allah SWT tanamkan pada manusia untuk bisa mempertahankan kehidupannya. Hidayah ini bersifat bawaan (potensi naluria/insting) yang diperoleh manusia sejak dilahirkan.
2. Hidayah Hawas wa...l Masya'ir, yaitu kemampuan inderawi seperti kemampuan merasakan manis, pahit, panas, dingin dll.

3. Hidayah 'Aqli, yaitu kemampuan berpikir, kemampuan untuk memahami fenomena, memberikan persepsi, memberikan makna pada realita yang tertangkap olej indera (QS. Yunus, 10:100-101 / QS. Al-Mulk, 67:22-23 / QS. Al-Ankabuut, 29:20). Ayat2 tersebut sebagai isyarat, pengamatan dan penglihatan dengan bantuan penalaran yang benar (akal-logika) untuk mendapatkan pengetahuan.
4. Hidayah Ad-Din, yaitu berupa petunjuk2 ajaran agama, fungsinya untuk membantu keterbatasan akal. Agama berfungsi memberikan arahan-arahan yang mampu melampaui keterbatasan akal manusia (QS. Al-Lail, 92:12). Ada 2 macam hidayah Ad-Din:
a. Hidayah Dilalah, yaitu petunjuk2 hidup yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Hidayah agama disini berada dalam konteks sebuah ilmu yang bisa diakses oleh siapapun (baik muslim atau kafir) melalui proses belajar, dengan petunjuk2 keilmuan yang melalui akal dan alat indera. Allah SWT akan memberikan hidayah dilalah kepada semua manusia yang mau memperlajari ajaran2Nya yang termaktub dalam kitab suci-Nya. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa saya belum mendapat hidayah, padahal Allah SWT telah menyediakan hidayah itu dalam kita suci-Nya.
b. Hidayah Taufiq, yaitu suatu kekuatan yang Allah SWT berikan pada manusia untuk mengamalkan dengan sungguh2 apa yang telah diketahuinya. Dengan kata lain, hidayah taufiq adalah hidayah dilalah yang kita amalkan. Hidayah taufiq merupakan hidayah yang sangat mahal, tetapi Allah berjanji kepada manusia akan memberikan hidayah-Nya kepada orang2 yang sungguh2 berjuang di jalan-Nya, berjuang untuk konsisten taat pada aturan-Nya di dalam mencapai tujuannya (QS. Al-Ankabuut, 29:69). Hidayah taufiq hanya merupakan hak prerogatif Allah. Dia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (QS. Al-Qashash, 28:56 / QS. Al-Baqarah, 2:272).
Upaya Meraih Hidayah Taufiq
Hidayah dilalah bisa diraih melalui proses belajar. Lalu bagaimana upaya kita untuk meraih hidayah taufiq?
1. Berdo'a, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2:186 dan QS. Al-Mu'min, 40:60. Kandungan do'a ----QS. Ali-Imran, 3:8.
2. Riyadhah Ruhiyyah/latihan spritual, yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirik. Misalnya qiyamul lail, shaum sunnah, shadaqah, menghadiri majelis ta'lim, shalat2 sunnah, pengendalian nafsu.
3. Bergabung dengan linkungan yang kondusif. Lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter kita (QS. Al-Kahfi, 18:28). Kandungan doa--- QS. Asy_Syu'araa, 26:83.
4. Memperbanyak amal shaleh, setiap amal shaleh yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan adalah sebagai Tazkiyatun Nufus (QS. Maryam, 19:76).
See more

penantian ...senyum yg tersembunyi

Bermandikan cahaya rembulan ....ku nikmati cerah malam dengan sempurna..begitu sahdu...hadirnya bintang memberi nuansa keindahan hanya kedalaman hati yang mampu mengartikan.Ku rasakan malam ini begitu beda.Ku bisikan pada hembusan angin yg hampir tak terasakan hadirnya di peluk hawa panas yg menyengat ... saat ini ingin ada di pelukan ibuku...merajuk manja...semoga segera memberi nikmat sehat untukmu wahai Ibu....... :))

Ku bebaskan hayalku sejenak menyapa kesyahduan rembulan ...nyanyikan bait-bait kerinduan tuk orang'' yg layak ku rindu...kerinduan yg terdalam mengendap di dasar hati hingga terbuka pintu-pintu kebaikan.
Ingin ku menjadi penghuni rumah kesabaran...yg dalamnya tak ada kesah...yg dalamnya tak ada air mata...namun jalanan di penuhi kerikil-kerikil tajam....di kelilingi pagar-pagar berduri...hingga kadang membuatku tak bergeming.Ku rapatkan diri di pintu-MU Ya Mujib.

Samar ku temui engkau di balik tirai.......dalam kesendirianku mengejar damai yg mulai enggan menyapaku.
Setitik resah .....setitik kekwatiran....bergelut dengan seponggah harapan hanya takdir Allah yg memenangkan.....Dan aku di sini menyimpan senyum di balek sehalai kain...menunggu.


pesisir hongkong

ILMU.........


Posisi Bersetubuh Yang Paling Baik Menurut Ulama’ Tasawuf

Posisi jimak yang paling baik, isteri tidur terlentang dengan sempurna, di bawah perutnya di ganjal dengan bantal kecil, lalu sang isteri mengangkat kedua pahanya (tidak boleh yang m...engangkat suami) sedangkan posisi suami menegakkan kedua tangan dan jari-jari kaki sampai hampir keluar sperma. Ketika suami mencapai klimaks, maka letakkanlah kedua lututnya ke lantai dan merapatkan badannya pada sang isteri (memeluk). Bersamaan itu pula isteri merangkul dengan tangan dan kakinya serta merapatkan ke arah dadanya. Posisi itu tetap bertahan sampai keluarnya sperma dalam rahim dengan sempurna, dengan posisi rahim tegak dan sperma yang masuk tidak akan tumpah dengan sia-sia, yang menyebabkan tidak punya anak dan membahayakan kesehatan laki-laki. Dan ketika senggama dilakukan sesuai anjuran, maka seseorang di jamin aman dari penyakit-penyakit yang telah di tuturkan di atas.
Ket.Kitab Kifayat Al-Atqiya’ Hal, 98
 
 
‎>>Bahayanya Bersetubuh Dengan Posisi Berdiri

Ketahuilah, sesungguhnya jimak dengan posisi berdiri, sangat membahayakan pada kesehatan manusia, dan akan menyebabkan sakit jantung (hati selalu bingung), sakit lambung, dan pusing-pusing. Peny...akit-penyakit ini akan terjadi seketika, atau mungkin terjadi secara perlahan pada usia senja.
>>Bahayanya Bersetubuh Dengan Posisi Miring

Sesungguhnya jimak dengan posisi miring/ menyamping sangat membahayakan, dan bisa menyebabkan sakit pada hati (liver), limpa dan juga bisa menyebabkan silisil baul (beser kencing), apalagi jimak dengan posisi miring pada arah kanan akan lebih berbahaya di banding arah kiri, bisa menyebabkan sakit spylis (kencing bersamaan darah dan nanah)
Ket.Kitab Kifayat Al-Atqiya’ Hal, 98
Wallohu A`lam.
 
 
ssssssssssssssssssssstttt!!!!Seorang Istri Di Perbolehkan Nolak Dijima’ Dan Tetap Wajib Di Nafkahi, Jika Dzakarnya Suami Terlalu Besar

Nafaqohnya seorang istri akan gugur, dengan sebab ia menolak permintaan suami meskipun cuma sebentar, buk...an karena menolak yang di sebabkan udzur, seperti "barang"nya suami terlalu besar, dengan sekira sang istri tidak mampu menahan sakit saat melakukan intim, atau ada luka di alat kelaminya seorang istri, dan juga seperti udzur hidl (jika penolakanya karena udzur, maka tetap wajib di nafkahi). Besarnya alat kelamin yang menyenbabkan udzur ini dapat di tetapkan oleh pengakuan seorang suami tadi, atau dengan dua laki-laki yang sudah khitan--- atau dengan empat orang wanita.
Kitab I’anatu At-Tholobin.Juz, 4. hal, 78-79.

Wasiat Rasulullah...


Rasulullah SAW begitu romantis kepada istrinya. Beliaupun punya nasihat indah bagi setiap pengantin baru. Apa sajakah? Berikut nasihat beliau.

• MENCIUM KENING
Malam pertama begitu indah, tapi kata Rasulullah, harus diiringi doa serta memberi...kan sentuhan kemesraan perdana kepada istri. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak, maka peganglah ubun-ubunya lalu bacalah ‘basmalah’ serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim).

• SALAT SUNAH
Agar pernikahan kita diiringi rida dan rahmat Allah, Rasul pun mengajarkan agar sebelum berhubungan suami istri di malam pertama hendaknya salat sunah dua rakaat lebih dulu.

Anjuran ini bisa kita lihat dalam sebuah hadis dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, diantaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami salat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka salat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua rakaat. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan istrimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua…’” (Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah).

• DOA PEMBUKA
Setelah salat sunah dua rakaat, dianjurkan pula untuk berdoa. Sebagaimana hadis: “Seorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari setan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan salat dua rakaat di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdoalah): “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.” (lihat di Kitab al-Mushannaf).

• MINUM SEGELAS AIR
Sebelum memulai hubungan kali pertama, Rasul berpesan agar jangan terburu-buru. Alangkah baiknya dimulai dengan kelembutan dan kemesraan. Misalnya, dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya. Sebagaimana hadis Asma’ binti Yazid binti as-Sakan r.a., ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah SAW. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk disamping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah SAW disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazin berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah SAW!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.” (HR. Ahmad di kitab Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah)

• DOA SEBELUM BERHUBUNGAN
Subhanallah, Islam begitu indah mengatur hubungan suami istri. Setiap kali akan berhubungan suami istri, selalu diingatkan untuk senantiasa berdoa: “Bismillah, Allahumma jannibnaasy syaithaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtana.”

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.” (HR. Bukhari, Muslim)
http://www.facebook.com/note.php?note_id=292569158099

Hati YG B'kaBut

Hati yang berkabut..... menunggumu di ujung fajar
Tatkala embun merebahkan di pucuk-pucuk rerumputan
Sepasang mata saksikan guratan jingga di ujung timur..
Membelai resahku yang berfikir tentang engkau...
Belati kekwatiran menebas tajam hati yg mulai risau...

Tak semestinya.....
Tak setangguh karang di pinggiran pantai..

Hati yang berkabut ..... berfikir tentang engkau
Ingin mengehentikan Kepak angsa menitip gundahku
Yang memenuhi rongga dada...sulit terpahami...
Senyumku pada pagi.....

Beberapa Mutiara Kata Karya Kahlil Gibran

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)


"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

Iseng.........

Musim panas seperti terusir pelan ketika awan menyelimuti langit.Angin menyapa sepoi gemulaikan tarian dedaunan ....sepertinya waktu bersahabat denganku...sejenak ku tinggalkan rutinasku....yang mulai menguras energi,nafasku dalam ku buang pelan...sedikit ku rasakan ringan dada yang mulai menyesak ketika ku tahu kau mulai dengan ke isenganmu..Entahlah apa yang tersimpan dalam fikirmu...aku sama sepertimu manusia yang sensi...kesabarankupun masih labil yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendewasakan.Meskinya aku berterima kasih kau sudah ajarkan aku banyak hal bagaimana memaknai kesabaran...Namun sedikitlah memahami apa-apa di sekelilingmu mereka bukan kamu...kadang ku kesal bahkan kadang aku marah hanya menggumpal memenuhi rongga dada....Sejenak ku bertanya keisengan apa lagi yang hendak kau hadiahkan untukku...sungguh kau terlalu...
BIN 00031-01-51
-002370-9 a.n: fatkhurrohmah nurria gustiana

atau

BNI no 91602511 a.n: arif susanto

Air matamoe

Bismillah...
''Cece....''siapa yang memanggilku'' ku mencari sumber suara,ku perhatikan dengan seksama di balik pembatas ku temui sosok perempuan muda'' matanya nanar berkaca namun masih ku temui senyumnya menghias wajah yang nampak murung.Ya ada apa jawabku...ku mendekat meratap di dinding pembatas ...

temen:''Surat-surat yang aku kirim kemaren udah sampai''
me ; surat-surat apa ''sambil mikir''
temen : Itu surat tentang perceraian ''butiran bening meleleh dari sudut matanya
me : Ya Rabb, lirih dari hatiku..kamu siap dengan keadaan ini,kamu mantap dengan keputusanmu....Jika kau yakin mampu mempertahankan dan kau yakin mampu memrubah suamimu..kau boleh membatalkan perceraian itu... ku coba memberi pertimbangan.
temen : ''Aku sudah mantap mengambil keputusan ini cece...sudah beberapa tahun ku menunggu perubahan suamiku,sepertinya sedikit sekali harapan itu kan terwujub.
me:''aku terdiam..
temen : ''Apakah aku berbuat dosa besar melakukan ini semua...
me : wallahu'alam aku tidak bisa menghukumi,memang talak hak suami,itupun boleh di ambil jika memang jalan benar-benar udah buntu,dan istri juga ada hak khulu' tapi harus dengan alasan yang syar'i...itu yang pernah aku dengar dari ustadz jawabku.
temen : ''suammiku sekarang memang ada perubahan setelah aku meminta cerai,care sama anaknya dan mencukupi kebutuhan-kebutuhannya.Kemaren aku meminta pendapat ke Ustadzku beliapun memberi wejangan yang intinya bahwa perubahannya (suamiku) hanya karena ingin aku mengagalkan perceraian itu.
me : mungkin benar apa yang  di sampaikan Ustadz itu.Apakah beliau tahu kehidupanmu?

temen: sangat tahu karena beliau tetangga kami..
me : oooo..kalo memang begitu mantapkan hatimu..dan bersabarlah.Semoga Allah kelak akan memberi ganti yang lebih baik.

temen; suwun cece kau dengar kesahku...sambil mengusap matanya yang memerah
me; sama-sama ..aku senang kau telah memberiku ilmu ..karena bila kita jeli banyak hikmah yang bisa kita ambil dari permasalahan ini...udah dulu ya aku mau melanjutkan pekerjaanku pamitku...

temen: ''ya monggo..
Ku teruskan pekerjaanku...dadaku berkecamuk dengan seribu pertanyaan kenapa kupingku harus mendengar perceraian lagi-perceraian lagi...Benar hal-hal inilah sering kali membuat miris untuk melangkah kedepan.Mudahkanlah urusan kami ya Allah.

Kongsian singkat sempat membuatku tercenung beberapa saat....ku coba mencari titik temu apa yang membuat mereka melakukan itu semua.Jika hanya sebab urusan dunia apakah benar-benar jalan udah buntu,saya rasa bila dari indivindu saling menyadari kewajiban masing-masing,mau membuka diri untuk berubah dan melakukan perubahan yang nyata hal itu (perceraian) tidak sampai terjadi.Aku mendesah perlahan....ku coba untuk melupakan.meski  menyisakan pertanyaan2 yang menari2 di otakku.

Suara handphone membuatku terhenyak kaget...



Penantian yang indah.............

Ku ukir senyum dalam guratan waktu,ku nikmati kesejukan ........selepas subuh bersandar di tepian jendela menyaksikan pagi yang mulai menerang.Menyapa sederetan bukit menyapa pucuk-pucuk dedaunan yang terhias indah bening embun penyempurna keindahan semesta.Pagiku selalu di ramaikan suara burung-burung...sesekali kepakan angsa putih begitu elok melintas menghiasi cakrawala pagi.....

Detik waktu tak dapat terhentikan......berbagai peristiwa tak terelakkan dari takdirku...kadang mengundang senyum,tawa,kejengkelan tak jarangpun kemarahan memenuhi jiwaku yang rapuh...............
Menanyakan pada hati .... sebuah hayalan tentang masa depan .... Impian yang masih tertinggal di kedalaman hati..enggan ku tuk berucap...sebuah nama selalu terucap dalam serentetan doa...Mutlak ke serah pada pemilik nafasku....ku bangun keyakinan dan ku rapatkan segenap keinginan di pintu pengharapan.

kesabaranku sedang di uji......
Alhamdulillah tangan-tangan Kasih-MU..membimbingku kerumah ketenangan ...
tak ingin terkotori oleh nafsu-nafsu jahat meski hanya kenyamanan sesaat....

Penantian ini indah....
bersambung  :))

Sepenggal kisah-KU

 Angin senja membawa berita dari negeri tentang buah hatiku,yang saat ini dalam asuhan mbah kakungnya,ku titipkan dekapan rindu untukmu wahai anakku,maafkan ibumu...inilah rintihan perih ketika keadaan memaksa harus memisahkan diri dari bellahan jiwa anak semata wayangku.Aku hanyalah perempuan biasa yang hidup dari keluarga yang sederhana,28 tahun tak terasa ku hirup udara dunia,dan meninggalkan sejuta kisah,bahagia,suka duka dan berbagai rentetan peristiwa cukup membuatku bisa lebih bijak dalam menghadapi problema hidup,meski kadang aku seperti kehilangan arah.Ampuni segala kelalaian-kelalaian-ku Ya Allah.

Ingin ku tulis sepenggal kisahku tak layak sebenarnya namun aku ingin itu ku jadikan penginggat untuk hidupku kedepan,yang mungkin bisa ku katakan saat itu aku begitu gegabah memutuskan hal yang terpenting dalam hidupku.
Tepatnya tahun 2005 yang lalu....tanpa berfikir panjang aku memutuskan untuk menikah dengan laki-laki yang kukenal lewat dunia maya(CHATING YM Ueeyy)....yang waktu itu  keberadaan kami sama di luar negeri.Aku bermukim di hongkong dan cowok itu bermukim di negara Korea.Kami sama2 di sibukan dengan rutinitas masing-masing,hanya waktu liburan saja kami bertemu di dunia maya....aku seperti wanita kebanyakan ingin sekali ada seseorang yang  meminangku...Alhamdulillah perkenalan kami yang singkat kurang lebih tiga bulan kami memutuskan untuk menikah...intinya aku menerima pinangan laki-laki tersebut.

Dari waktu yang kami sepkati kami sama-sama memutuskan untuk pulang ke negeri sendiri,ku ambil keputusan singkat'' Aku memutuskan kontrak kerja dengan majikanku""  karena waktu itu aku masih dapat 1 tahun.Dalam hatiku dia adalah laki-laki yang mampu memberikan kebahagian kelak dalam meniti rumah tangga sakinah,mawaddah,warahmah.
Sedikit yang ku kenali ''Dia mempunyai pribadi pemimpin karena pemahan agamanya kunilai waktu itu cukup bagus bila di samakan dengan laki-laki yang pernah ku kenal.Ku sampaikan niatan ini kepada orang tuaku...dan beliaupun memgembalikan semua keputusan ada padaku.Kebahagiaan menyapaku.Kami lakukan pernikahan kami pesta seperti biasa orang lakukan ..yang tak ku sadari jauh dari kata syar'i.

7 tahun sudah ku jalani pernikahan itu dengan suamiku tercinta(waktu itu) karena kesiapanku yang belum matang tentang pernikahan kadang membuat kami sering terbentur dengan kesalah-fahaman.Keegoan terus menguasai diri kami.Keberadaan sangat tertekan karena kami masih numpang di rumah mertuaku...tak perlu ku ceritakan yang vulgar...hanya saja keadaan sangat tidak bersahabat denganku.Semenjak kepulangan suamiku dari merantau kurang lebih satu tahun suamiku tidak bekerja...hanya mengandalkan tabungan yang tersisa.Ku coba untuk sabar dengan keadaan apaun.Namun aku semakin tidak betah...keinginanku ingin sekali menjalani hari-hari dengan usaha berdua tanpa ikut campur,tanpa mengahrap bantuan orang tua.Namun suamiku bersikukuh untuk tetap tinggal dengan Orangtuanya akupunpun diam dan mengikutinya.Hingga suatu malam ku ungkapkan niatku untuk pergi keluar negeri kembali merantau.Ku beri gambaran tentang cita-cita mencari dana agar bisa memiliki rumah sendiri tanpa mengantungkan hidup pada orang tua.Bahkan suamikupun merencanakan untuk pergi keluarga negeri lagi,dan kami sepakat.Akhirnya aku persiapkan semua...alhamdulillah aku di mudahkan urusanku sama RABBku.

2 tahun bukan waktu yang singkat aku harus memisahkan diri dari dirimu(suamiku).....Namun perjalanan tak semulus apa yang aku rencanakan.Kau yang berfikir untuk kembali keluar negaripun membutuhkan dana yang tidak sedikit.Namun ku tak berfikir yang negatif karna aku selalu  berpikir kau memiliki kesungguhan untuk masa depan kita kedepan.....Maafkan aku bukan untuk mengungkit apa yang sudah terlewati namun itu ku ingin kita jadikan pelajaran agar kedepan kita bisa berhati-hati dan segera mewujudkan impian kita.Impian tinggal impian permasalahan sepelepun sering kali menjadi masalah besar..di sinilah aku merasa sangat tidak nyaman...bukan kau meringankan justru menambah bebanku semakin berat.Setiap kali aku tak belum bisa memenuhi keinginanmu''Kau selalu mengucapkan kalimat yang membuatku menahan perih..kata-katamu selalu kasar,kau selalu mencelaku dan menghukumiku istri durhaka.Andaikan kau mau mengerti sedikit tentang aku..mau membimbingku karena ketidak mengertiaku ...namun kau hanya berfikir dirimu sendiri....tak pernah mau memahami aku.
Hingga tak tak jarang kata-kata talakpun lepas dari lisan mungilmu.Maafkan aku jika ku mencari kenyaman bukan dari dirimu.dan itu terjadi...Ampuni aku ya Allah....maafkan aku suamiku.

Ketika kau kabarkan kegagalanmu untuk pergi keluar negeri karena hal lain...aku hanya berfikir mungkin ini ujian untukku.Ku habiskan kontrak dan aku ingin segera pulang dan membagun sisa harapan untuk memperbaiki pernikahan ini denganmu...,meski harus menanggung beban yang lebih berat lagi.Kaupun memintaku untuk tinggal di rumah.Setitik harapan sebagai penyemangat aku pulang meski hanya membawa sedikit tabungan aku tak berfikir lagi tentang itu toh semua udah terlewati ku genggam sendiri cukup aku yang yg mengerti.Kepulanganku kau sambut dengan suka cita....Namun ada peristiwa yang mengejutkan ketika tiba2 ku menerima sebuah telpon dari seorang perempuan ''Astaghfirullah kaupun tega menghantamku.Dengan bebagai dalih yang tak jelas kau coba menjelaskan.Aku memaafkan tapi urusan(...........mu) itu di luar urusanku.Alhamdulillah hari yang membahagiakan telah ku lewati...tanda kehadiran malaikat kecil ..dalam doaku semoga itu mampu merubah pola pikirmu.Ku tetap bersabar meski kau belum berubah.Meski kau mengetahui janinku semakin membesar dan membutuhkan dana yang tidak sedikit kau tetap nyantai saja,hanya mengharapkan dari orang tuamu....Apa yang bisa aku perbuat sedang perutku semakin membesar,apakah aku harus membebankan ini pada mertuaku yang sudah renta....wallahu'alam.

Hingga pagi itu udara begitu sejuk...ku rasakan perutku mendadak sakit yang amat sangat...aku panik..segera ku kabarkan pada ibu...ibuku segera menyiapkan segala sesuatu ...alhamdulillah buah hatiku menatap dunia jam 12 malam di bantu bidan aku melahirkan dgn normal...meski aku harus melewati masa yang  sulit,antara hidup dan mati,ku berjuang sekuat tenagaku dengan iringan tangis dan sakit yang amat sangat(ngikut bayangin perutku jadi mulez).Trimakasih ya Allah Kau berikan nikmat-MU Yang Amat Sempurna bayi perempuan hingga ku bernafas lega.

Sejak itu sempurnalah aku j,aku telah menjadi wanita yang sempurna,ibu dari anakku,meski segala sesuatu masih di bantu sama ibu dan suamiku.....kebahagiaan itu hanya berlaku beberapa bulan.
Dengan berat hati ku perbincangkan niatku untuk kembali berkarer...karena keadaan ini ternyata tdk membuat berubah suamiku....Bukan aku menghujatmu tapi...maafkalah aku.Ini harus ku tempuh lagi...semua demi kehidupan anakku kedepan.Bukan aku kufur atas pemberianmu (suamiku)...Sungguh keadaan ini sangat memaksa....

Hampir satu tahun sudah ku tinggalkan bayi merah yang masih berumur 6 bulan,ibu kangen nak...
kadang aku sesalkan ...bila kadang perjuangan ini kau pandang sebelah mata ...aku ambil jalan ini ku berharap terbuka fikiranmu...untuk memenuhi hak-hakmu....aku tidak ingin materi yang melimpah...aku hanya ingin kedepan kita bisa menghandle masalah kita tanpa campur tangan orang tua.tidak lebih dari itu.
Rubahlah kekasaranmu...jika kau menginginkan aku lbih baik...bimbinglah aku dengan kemampuanmu..karna akupun ingin berubah...hanya Allah dan engkau yang mampu menbuat aku menjadi Istri salehah.
Marilah saling intropeksi diri...kita ambil pelajaran dari kesalahan2 masa lalu.....
Aku tidak akan menagih apa yang kamu janjikan dulu.....aku hanya ingin kedepan lebih baik...dan aku yaqin kau sangat mengerti itu..aku ingin kebersamaan ini tak hanya kebersamaan di dunia saja,tapi dunia akherat.Aplikasikan ilmu yang ada dalam dirimu...Inilah terakhir pengharapanku.



hongkong 2011.
hamba yang dhaif.


                    
Pagi tak lagi menyisakan embun,tapi menyisakan genangan air,bumi basah terguyur hujan semalam.Ku buka tirai kamarku lebar,ku saksikan mendung putih membalut negeri.Dan pagi ini ku rasakan kesejukan meski tak temui hijaunya bukit di ujung timur...burung-burung senandungkan nyanyian semesta mengisi kelenggangan waktu.Jiwaku berbisik bergumam lirih...Rabbmu tak akan menyia-yiakan hamba-hamba-NYA.Aku trsenyum dalam hening,memandang dalam... ketinggian awan putih...menyimpan sejuta misteri.

Ku lirik jam dinding 6;50 AM,waktu untuk memulai rutintinitas,sepertinya moodku kurang bersahabat,enggan kakiku tuk beranjak meninggalkan kamar kecilku,tempatku menghempaskan segala kesah,saksi bisu catatan kisahku,hingga kadang dinding-dinding mengejekku malu......aku tak pernah peduli.

Aku semakin takut dengan rasaku,hadir dengan seribu keinginan dan egopun semakin nakal.....secawan air suci tak lagi mampu memadamkan setitik bara,takutku ia kan membakar dan membinasakanku.inginku penjarakan namun aku kalah ia tebaskan secercah rindu merobek hijabku.

Hati yang Cantik


wahai engkau sang pemilik hati yang cantik
keindahan fisikmu kau balut dengan gaun oversize
k'cantikanmu kau sempurnakan dgn hijab yg m'julur k'dadamu
dr lisanmu t'dengar kalimat2 bermakna

...wahai engkau p'milik hati yang cantik.
dlm hatimu memancarkan aura kedamaian
kau tebarkan pesona dgn kemuliaan akhakmu
yang siap menenggelamkan diri dr kemewahan dunia
mengabdikan dirimu k'pemilik jiwa-MU
juga ke (>','<)
kembali ku temui kabut,membalut pagi
hawa sejuk menyeruak menyapa tubuhku yang terbalut mukena
enggan tuk beranjak...
mata terkatub ingin menmanjakan tuk terlelap kembali...
anganku menyapa embun pagi mencumbu pucuk-pucuk rerumputan..
dedaunan dengan eloknya mengikuti angin yang berhembus..
irama kesempurnaan semesta yang tak henti bertasbih.

Hening merayap mengikuti pekat malam...
lenggang mencumbui jiwa yang lelah...
memeluk mesra raga merebah ...
mimpi membisikkan lelap terukir dalam guratan waktu
mata terpejam manja.... senyum menghias wajah merindu.....
Sentuhan CINTA-NYA.... Cinta yang menghantar kebahagiaan Hakiki....
Untuk-mu :))
 

Rumah masa depan


kepak angsa melintasi senja..
kembali keperaduan....
sedang aku menlewati waktu semakin dekat rumah masa depan
lubang seukuran tubuhku,
beralaskan tanah,
...berdindingkan tanah,
berselimut sehelai kafan,
dan hanya beratap tanah.......
temanku hanya amal2an .... cukupkah?
sedang diri ini berlumuran dosa.
 
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini manis lagi hijau, tetapi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. (HR : Bukhari dan Tirmidzi)

fulan Bin fulan: SABAR

fulan Bin fulan: SABAR: "*Sabar bukan sekedar di ucapkan oleh lisan...*Teruslah engkau belajar untuk bersabar....Sampai ia benar benar halal untukmu *Kesabaran itu t..."

bisikan lembut

pelukan waktu....membisikan pelan di telinga angan
asa mencumbu mesra setiap  desah nafas cita
Aroma semerbak wewangian taman penharapan
menyambut ramah sehelai ruh bersimpuh menyesal
Tangan Sang Kasih menyetuh lembut pada titik jiwa
Menyentil penuh cinta.....

pesona lembah pengampunan ''Sang Maha Pemilik Dzat''
seluas hamparan langit dan bumi
Untuk semua pemilik jiwa yang datang meminta



hati

Segumpal Darah
Jaga dia dari titik hitam (maksiat)
Hanya kepada-MU kami Mohon penjagaan.

tak berjudul

Maha suci Allah yang memegang nafasku
tasbih lirih basahi lisan yang penuh noda
Hening ruang kecil yang tak bergeming.....
ku lukis penggalan kisah di dinding kamar
Nyanyian kesunyian pahami ulah rasa yang jahil.

Maha suci Allah yang menghidupkan diri
Gerakku dalam pengawasan-MU
Ponggah jiwa rakus kesenangan semu
mengabaikan seruan ada azab pedih..
hingga panah-panah iblis masuk aliran darah...
Aku berlindung daripada-MU
akan kecongka'an iblis dengan seribu tipu dayanya

Aku terhempas di hamparan hijaunya rerumputan
ku temui tenang ....
namun tenangku bisikkan..... hadirlah sejenak
ingin menatap samar dalam bayang...
Tunggui sapamu ....hanya memahami bahasa keheningan.

Indah ini sangat indah......
hadirmu......


kerinduan

pagi berkabut lesu...
gerimis sisakan butiran di jendela kaca
angin basah menyapu wajahku
awan tebal membalut bumi lenggang
elok tarian dedauan lafadkan tasbih ketawadhu'an

di sana ...jauh di lorong hati
seponggah kerinduan memelas hadir :( 
tak pernah meminta
senang dengan rasa sosok jiwa mengagumkan
dia berbicara pada dinding kesabaran
mengikat komitment di titian asa

diammu kepedulianmu :)

cukuplah memahami bahasa hening  bahasa qalbu


Angin pagi yang basah mengiringi nafas menemeni jasad
tetes embun bercumbu mesra dengan alam menyatu bersama hembusan angin
desiran hati meluruhkan keangkuhan jiwa menebas mati
menyudutkan pada sebuah pengakuan ....arti sebuah kehadiran.
satu jiwa mulai resah,ricuhnya rasa membelenggu berontak mengancurkan hijab.


Ali Bin Abi Thalib  : "Barang siapa memperbaiki hubungan dengan Allah, niscaya Dia memperbaiki hubungannya dengan orang lain. Barang siapa memerhatikan urusan akhiratnya, Allah akan memerhatikan urusan dunianya. Barang siapa menjadi penasihat bagi dirinya sendiri, Allah akan menjadi penjaganya.


" Umar Ibn Al-Khattab r.a: "Jika engkau melihat seorang ulama mencintai urusan dunia, maka waspadalah terhadap segala bentuk tindak-tanduknya. Karena, ia akan merusak agamamu. Sebab setiap orang yang mencintai sesuatu itu pasti akan tenggelam (larut) di dalam apa yang dicintainya."


 

‎"Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia,"(QS. al-Waqi’ah : 77)

Bayangan m.......u


kilauan sang bintang....
membisikkan kedamaian di sudut hening jiwa
membelenggu .....
menyeret pada titian asa......
samar terukir wajah....melintas di alam pikiran
...menghilang...di antara gulatan hayal
cukup bawalah . . . dalam setiap doamu
semoga Allah meridhai...amin.
Abu Azvhierandha II
Kang Fuji @ Kalau di kaitkan dengan Zina Hati adalah ..
memikirkan sesuatu yang dapat mendatangkan Syahwat ..krena azas timbulnya Syahwat adalah melalui anggota badan dan yang menyaring semua itu adalah HATI .Wallahu'alam

Sedikit Uraian tent...ang Zina :

Berbagai bentuk perzinaan anggota tubuh yang disebutkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

“Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina,
pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang meskipun tanpa syahwat adalah zina mata . Mendengar ucapan wanita (selain istri) dalam bentuk menikmati adalah zina telinga. Berbicara dengan wanita (selain istrinya) dalam bentuk menikmati atau menggoda dan merayunya adalah zina lisan. Menyentuh wanita yang tidak dihalalkan untuk disentuh baik dengan memegang atau yang lainnya adalah zina tangan.

Mengayunkan langkah menuju wanita yang menarik hatinya atau menuju tempat perzinaan adalah zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angankan wanita yang memikatnya, maka itulah zina kalbu. Kemudian boleh jadi kemaluannya mengikuti dengan melakukan perzinaan yang berarti kemaluannya telah membenarkan; atau dia selamat dari zina kemaluan yang berarti kemaluannya telah mendustakan. (Lihat Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, pada syarah hadits no. 16 22)

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra`: 32)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226) ..

Wallahu'alam Bishawab ..Baarakallohu fiikum .
 
 
Bismillah ...

Bisa di Ambil Kesimpulan ..si Ikhwan ingin menjaga Amalan'a !

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada wanita dan kecenderungan wanita pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada ma...nusia dalam masalah cinta, Artinya Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya) :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,“,
(Q.S Ali¬-Imran : 14)

Allah tidak akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan oleh sebagian ulama seperti Imam Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala.

Yang perlu dipahami, bahwa cinta atau kecenderungan hati itu adalah hiasan yang Allah beri kepada manusia. Terkadang ia bisa muncul karena sesuatu yang asalnya haram seperti pandangan kepada bukan mahromnya, berkhalwat, adanya tabarruj oleh si wanita, ikhtilat, atau lainnya. Maka yang terganjar adalah amalan-amalan haram ini.

Jika ia segera bertaubat dengan benar maka Allah mengampuninya, sedangkan rasa yang masih membekas di hatinya itu disyariatkan agar ia tahan dan simpan, ia menjaga kehormatan dirinya dengan tidak mengarahkan hasrat hatinya kepada suatu amalan yang haram selanjutnya.

Misalnya melanjutkan dengan pembicaraan, penyampaian, pandangan lanjutan, hingga amalan zina lainnya yang lebih jauh. Pernyataan cinta kepada yang belum berhak untuk mendapatkannya, itu adalah salah satu bentuk mewujudkan apa yang ada di hatinya itu menjadi suatu amalan dhahir yang terganjar.

Oleh karena itulah dalam risalah tersebut dijelaskan:

Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat...

Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapa pahala.

Subhanallah, sungguh mulia syariat ini menjaga hati-hati manusia agar senantiasa dapat mensucikan diri...Wallahu 'alam
 
 
~Memilih yang shalih dan shalihah
Lelaki yang hendak menikah harus memilih wanita yang shalihah dan wanita harus memilih laki-laki yang shalih. Menurut Al-Qur’an: “Wanita yang shaliha...h ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, olkeh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (An-Nisaa : 34). Menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits yang Shahih di antara ciri-ciri wanita yang shalihah ialah : “Ta’at kepada Allah, ta’at kepada Rasul, memakai jilbab (pakaian) yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah (Al-Ahzab : 32).
 

BERTASBIH


Pagi bertasbih dengan keheningannya
angin bertasbih dengan hembusan kesejukannya
kedamaian merengkuhku
ketika telinga tersentuh bacaan merdu Ayat-Ayat-NYA
ada perih mengiris
...ada rindu menghujam pilu
ada rasa mengelora penuhi kisi-kisi
Dawai-dawai Rahmat-MU
Menyadarkan kelalaian
Sungguh terhinanya hamba berjalan di bumi-MU
Angkatlah kami dari kehinaan ini Ya Rahman
 
 

Meraup Pahala Di Waktu Haid.

Setiap wanita normal tentu mengalami haid atau menstruasi.Itu sudah menjadi sunnatullah.Justru akan di bilang aneh,jika wanita yang tidak mendapat kunjungan ''tamu" istimewa ini.
Haid adalah keluarnya darah dari alat kelamin wanita.datangnya sebulan sekali,biasanya wanita mengalami haid setelah mencapai usia tertentu dan berhenti sesudah mencapai usia tertentu pula.
Di bilang istimewa,karena wanita yang sedang haid ini mendapat dispensasi untuk tidak shalat,puasa,dan beberapa ibadah lainnya.Malah berdosa bila dalam keadaan haid,lantas shalat dan puasa.
Ada yang bilang rugi dong wanita karena hilang kesempatan mendapat pahala.Jangan kwatir ada cara lain meraup pahala ,antara lain adalah berdzikir dan menghafal Al-qur'an dan hadist,..

BERZIKIR

Sekalipun lagi haid ,yang bersangkutan bukan saja boleh,malah di anjurkan untuk sebanyak-banyaknya membasahi bibir dengan zikir,Kapan dan di manapun.Misalnya dengan melantunkan takbir (Allahu Akbar),tasbih (subhanallah),dan tahmid (alhamdulillah).Dalam sebuah hadist Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Kebaikan dari bezikir dengan kalmat tersebut,bila di bandingkan dengan dunia serta isinya,masih berat kalimat tasbih,takbir dan tahmid tersebut.
Berdzikir bisa pula dengan membaca istghfar,memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wata'ala.Istighfar ini penting,karena tiada manusia tanpa dosa.Rasulullah sendiri tak kurang beristghfar 80 kali sehari.Itu Rasulullah yang mempunyai jaminan pengampunan dosa.Kita yang tidak mendapat jaminan mestinya lebih banyak lagi beristghfar.

Ada manfaat lain dari istighfar selain pengampunan dosa.Ternyata istghfar bisa untuk membuka jalan berbagai persoalan dan juga membuka rezeki.Rasulullah bersabda,''Barang siapa melazinkan istighfar,niscaya Allah pasti akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan,dan dari setiap kesedihan,dan memberinya rezeki (yang halal) dari Arah yang tidak di sangka-sangka.[Riwayat Abu Dawud].
Allah juga berfirman;"Memohon ampunlah kepada Tuhanmu,sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun ,niscaya DIA akan mengirimkan hujan kepadamu yang lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengandakan untukmu kebun-kebun dan mengandakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'' [Nuh (71);10-12].
Nah tunggu apalagi .Ayo,perbanyak istighfar.

WASPADAILAH DUA GOLONGAN MANUSIA

 Abu Muhammad Herman

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Dahulu para ulama salaf mengatakan, 'Berhati-hatilah dari dua golongan manusia, yaitu pemilik hawa nafsu yang telah terjerat oleh hawa nafsunya dan pemilik -kesenangan- dunia yang telah terbutakan hatinya oleh dunianya.'"

Beliau juga berkata: “Dahulu mereka juga mengatakan, 'Waspadalah dari fitnahnya seorang alim yang fajir dan ahli ibadah yang bodoh. Karena sesungguhnya fitnah yang menjerat mereka berdua merupakan bencana yang bisa mencelakakan semua orang yang tertimpa oleh fitnah itu.'" (Dikutip dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir yang disusun oleh Syaikh Ali ash-Shalihi [5/134], lihat juga al-Fawa’id hal. 99 dan Ighatsat al-Lahfan hal. 668)

Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan: “Barangsiapa yang rusak di antara ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan orang Nasrani. Dan barangsiapa yang rusak di antara ahli ilmu kita, maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan orang Yahudi.”

Ibnul Qayyim mengatakan, “Hal itu dikarenakan orang Nasrani beribadah tanpa ilmu sedangkan orang Yahudi mengetahui kebenaran akan tetapi mereka justru berpaling darinya.” (Ighatsat al-Lahfan, hal. 36)

Itulah akibat ilmu yang tidak dibarengi dengan rasa takut kepada Allah atau karena rasa takut yang sangat tipis.  

Ketika ilmu mengabarkan kepada mereka tentang kebenaran dan ternyata hawa nafsunya tidak menyukainya maka dia pun lebih mengutamakan selera hawa nafsunya dan mencampakkan ilmunya. Inilah bencana yang menimpa golongan orang yang berilmu!

Oleh sebab itu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata:

“Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya riwayat, akan tetapi hakekat ilmu itu adalah khas-yah/rasa takut kepada Allah.” (dikutip dari al-Fawa’id, hal. 142).

Beliau juga mengatakan:

“Cukuplah rasa takut kepada Allah bukti keilmuan, dan cukuplah ketertipuan diri karena kemurahan Allah sebagai bentuk kebodohan.” (dikutip dari al-Iman karya Ibnu Taimiyah, takhrij al-Albani, hal. 22).

Diriwayatkan pula dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah, bahwa beliau berkata:

“Ilmu itu ada dua macam. Ilmu yang tertancap di dalam hati dan ilmu yang sekedar berhenti di lisan. Ilmu yang tertancap di hati itulah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu yang hanya berhenti di lisan itu merupakan hujjah/bukti bagi Allah untuk menghukum hamba-hamba-Nya.” (HR. al-Khathib al-Baghdadi dalam Tarikhnya dengan sanad dha’if marfu’, lihat al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 22)

Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan ketika menyinggung firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir: 28). Kata beliau:

“Maknanya adalah tidak ada yang merasa takut kepada-Nya kecuali seorang yang berilmu. Ini artinya Allah memberitakan bahwa setiap orang yang takut kepada Allah maka itulah orang yang berilmu. Sebagaimana yang Allah ceritakan di dalam ayat lainnya (yang artinya), ‘Apakah sama orang yang senantiasa taat mengerjakan sholat dengan bersujud dan berdiri di sepanjang malam serta merasa takut akan hari akherat dan mengharapkan rahmat Rabbnya (dengan yang tidak demikian itu). Katakanlah: Apakah sama antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu.’ (QS. az-Zumar: 9). Sementara rasa takut/khas-yah itu pasti mengandung rasa harap, sebab kalau tidak demikian maka hal itu adalah sebuah keputusasaan. Sebagaimana halnya rasa harap pasti menuntut adanya rasa takut, sebab kalau tidak demikian maka yang ada adalah rasa aman -dari makar Allah-. Maka, orang-orang yang senantiasa memiliki rasa takut dan harap kepada Allah itulah sebenarnya ahli ilmu yang dipuji oleh Allah.” (al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 20)

Oleh sebab itulah mengapa para salaf menyebut semua orang yang berbuat maksiat -meskipun dia mengetahui- sebagai orang yang jahil/bodoh. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya taubat itu akan diterima oleh Allah hanyalah bagi orang-orang yang melakukan keburukan dengan sebab kebodohan, kemudian mereka bertaubat dalam waktu yang dekat.” (QS. an-Nisaa’: 17). Abul ‘Aliyah mengatakan, “Aku bertanya kepada para sahabat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang makna ayat ini, maka mereka berkata kepadaku, ‘Semua orang yang durhaka/bermaksiat kepada Allah maka dia adalah jahil/bodoh, dan semua orang yang bertaubat sebelum meninggal maka dia telah bertaubat dalam waktu yang dekat’.” Ibnu Taimiyah mengomentari, “Demikianlah penafsiran yang dikatakan oleh segenap ahli tafsir.” Lalu beliau juga mengutip perkataan Mujahid, “Setiap orang yang berbuat maksiat maka dia adalah bodoh ketika melakukan maksiatnya itu.” (lihat al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 21)

Oleh karena itu pulalah mengapa para ulama salaf membiasakan diri untuk memulai karya mereka dengan menuliskan hadits innamal a’malu bin niyat. Hadits yang sangat agung dan mengingatkan tentang ajaran Islam yang paling mulia yaitu tauhid dan keikhlasan. Sebab dengan memperhatikan kandungan hadits yang agung itu manusia akan teringat bahwa semua amal mereka tidak ada artinya jika tidak dilandasi dengan keikhlasan kepada Allah ta’ala.

Keikhlasan yang ada pada diri seorang hamba itulah yang akan menuntut dirinya bersikap jujur di hadapan Allah ta’ala. Di mana saja mereka berada, Allah senantiasa mengawasi mereka. Innallaha kaana ‘alaikum raqiiba (sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian), sebagaimana yang sering dibacakan oleh Nabi di hadapan para sahabat dalam khutbatul hajahnya…

al-Harits al-Muhasibi mengatakan, “…sesungguhnya keikhlasan itu membutuhkan shidq/kejujuran, sedangkan shidq tidak membutuhkan kepada apapun. Karena hakekat ikhlas adalah menginginkan Allah dalam melakukan ketaatan. Terkadang seseorang menghendaki -ridha- Allah dengan sholatnya akan tetapi hatinya lalai dari menghadirkan-Nya. Adapun shidq/kejujuran dan ketulusan adalah menginginkan Allah dalam beribadah dengan diiringi hadirnya hati untuk mengingat-Nya. Setiap orang yang tulus pasti ikhlas, namun tidak setiap orang yang ikhlas pasti tulus.” (dikutip dari penjelasan Imam an-Nawawi dalam syarah Arba’in yang terdapat dalam ad-Durrah as-Salafiyah Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, hal. 29).

Kalau seorang hamba tulus dalam beribadah dengan ikhlas kepada Allah dan tidak berniat mencari pujian manusia niscaya dia akan berjuang menundukkan hawa nafsunya di kala sendirian sebagaimana ketika dia bersama dengan orang-orang. Dengan demikian, dia akan menjadi sosok ahli ilmu yang sejati, yang merasa takut kepada Allah ketika bersama orang lain maupun ketika sepi dan sendiri.

Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:

“Seorang yang berilmu masih terus disebut sebagai orang bodoh sampai beramal dengan ilmunya. Apabila dia telah mengamalkannya maka barulah dia menjadi orang yang alim.” (HR. al-Khathib al-Baghdadi dalam Iqtidha’ al-Ilmi al-’Amala)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Tidak akan terkumpul keikhlasan di dalam hati bersamaan dengan kecintaan kepada pujian dan sanjungan serta ketamakan terhadap apa yang dimiliki oleh manusia kecuali sebagaimana berkumpulnya air dengan api dan dhabb/sejenis biawak dengan ikan (mangsanya, pent)…” (al-Fawa’id, hal. 143).

Sesungguhnya kesesuaian ilmu dengan amalan, kunci utamanya adalah keterjagaan hati dari kotoran riya’ dan perusak-perusak keikhlasan. Sehingga ada di antara ulama salaf yang berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai jiwaku, ikhlaslah niscaya kamu akan selamat.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

“Barangsiapa yang baik isi hatinya pastilah baik -amal- badannya, dan tidak sebaliknya.” (al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 11).

Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata:

“Kekhusyu’an badan mengikuti kehusyu’an yang ada di dalam hati. Apabila seorang bukan termasuk orang yang mencari pujian dan menampak-nampakkan sesuatu yang tidak ada di dalam hatinya yaitu sebagaimana yang disindir dalam sebuah riwayat ‘Berlindunglah kalian dari khusyu’nya orang munafik’ yaitu badannya terlihat khusyu’ akan tetapi hatinya kosong dan lalai…” (al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 27).

Sufyan bin Uyainah berkata:

“Barangsiapa yang membaguskan tingkah lakunya di kala sembunyi niscaya Allah akan membaguskan urusannya di kala terang-terangan. Barangsiapa yang membaguskan hubungan dirinya dengan Allah maka Allah akan membaguskan hubungannya dengan orang lain. Dan barangsiapa yang beramal untuk kebaikan akheratnya niscaya akan Allah cukupkan urusan dunianya.” (HR. Ibnu Abi Dunya dalam Kitab al-Ikhlas, dinukil dari al-Iman hal. 11).

Begitu pula sebaliknya, semangat kuat untuk mengabdi kepada Allah namun tidak dilandasi dengan ilmu, justru menimbulkan kerusakan-kerusakan.

Tidakkah kita ingat betapa menyeramkan celaan dan kecaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sekte Khawarij? Beliau mengatakan bahwa mereka itu adalah ‘seburuk-buruk makhluk’, ‘orang yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah pada hari kiamat’, ‘mereka adalah anjing-anjing penduduk neraka’, ‘mereka keluar dari agama laksana anak panah yang melesat menembus sasarannya’? Bukankah mereka itu adalah orang yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat, “Kalian akan meremehkan sholat kalian dibandingkan dengan sholat mereka, dan puasa kalian jika dibandingkan dengan puasa mereka.”? Bahkan mereka adalah orang-orang yang pandai membaca al-Qur’an! Namun, lihatlah bagaimana semangat mereka yang kebablasan telah menggiring mereka menjadi kelompok sesat yang tega membunuhi ahli iman dan justru membebaskan ahlil autsan (penyembah berhala)! Apa lagi sebabnya kalau bukan karena kebodohan mereka terhadap manhaj/cara beragama yang benar yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dijelaskan oleh para sahabatnya? Allahul musta’an

Maka benarlah perkataan Amirul Mukminin fil Hadits al-Imam al-Bukhari rahimahullah yang membuat sebuah bab di dalam Kitab al-’Ilmi dalam Shahihnya dengan judul ‘al-’Ilmu qoblal qoul wal ‘amal’; ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Inilah kaedah agung yang telah dilupakan oleh sebagian besar kaum muslimin… Sehingga menyebabkan mereka berbicara, mengajak, dan bertindak tanpa landasan ilmu dari al-Kitab maupun as-Sunnah, namun hanya bersandar kepada adat tradisi dan taklid kepada tokoh-tokoh dan leluhur mereka yang tidak mengenal ajaran agama sebagaimana mestinya, subhanallah! Tidakkah mereka ingat firman Allah yang mulia (yang artinya), “Tidak pantas bagi seorang yang beriman lelaki ataupun perempuan, apabila Allah dan rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara kemudian ternyata masih ada bagi mereka alternatif pilihan yang lainnya dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. al-Ahzab: 36)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Dahulu para salaf menyebut orang-orang yang menganut pemikiran yang bertentangan dengan sunnah serta menyelisihi ajaran yang dibawa oleh Rasul dalam perkara ilmu yang bersifat pemberitaan -dari Allah- maupun yang menyeleweng dalam masalah hukum amaliyah sebagai penganut syubhat dan pengekor hawa nafsu. Hal itu dikarenakan pada hakekatnya pemikiran yang menyelisihi Sunnah adalah kebodohan dan bukan ilmu, itu adalah hawa nafsu dan bukan agama. Oleh sebab itu orang yang tetap bersikeras mengikutinya digolongkan dalam kelompok orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa memperhatikan petunjuk dari Allah, yang pada akhirnya menjerumuskan kepada kesesatan di dunia dan kebinasaan nanti di akherat…” (Ighatsat al-Lahfan, hal. 639).

Dengan demikian hakekat orang yang berilmu adalah orang yang setia mengikuti Sunnah. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Maka orang yang paling berilmu dan paling sehat akal, pemikiran, dan cara penilaiannya adalah orang yang akal, pemikiran, dan cara penilaian/istihsan-nya serta analoginya bersesuaian dengan Sunnah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, ‘Ibadah yang paling utama adalah pemikiran yang bagus, yaitu mengikuti Sunnah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Dan orang-orang yang diberikan ilmu bisa melihat bahwa apa yang telah diturunkan oleh Rabbmu kepadamu itulah yang benar.’ (QS. Saba’: 6).” (Ighatsat al-Lahfan, hal. 638-639)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

“Sumber dari semua fitnah itu adalah karena mendahulukan pemikiran di atas syari’at dan mengedepankan hawa nafsu di atas akal sehat. Sebab yang pertama merupakan sumber munculnya fitnah syubhat, sedangkan sebab yang kedua merupakan sumber munculnya fitnah syahwat. Fitnah syubhat bisa ditepis dengan keyakinan, sedangkan fitnah syahwat dapat ditepis dengan bersabar. Oleh karena itulah Allah Yang Maha Suci menjadikan kepemimpinan dalam agama tergantung pada kedua perkara ini. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami menjadikan di antara mereka para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. as-Sajdah: 24). Hal ini menunjukkan bahwasanya dengan bekal sabar dan keyakinan itulah akan bisa dicapai kepemimpinan dalam hal agama. Allah juga memadukan keduanya di dalam firman-Nya (yang artinya), “Mereka saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 3). Saling menasehati dalam kebenaran merupakan sebab untuk mengatasi fitnah syubhat, sedangkan saling menasehati untuk menetapi kesabaran adalah sebab untuk mengekang fitnah syahwat…” (dikutip dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir yang disusun oleh Syaikh Ali ash-Shalihi [5/134], lihat juga Ighatsat al-Lahfan hal. 669)

Dari sinilah kita menyadari betapa agungnya doa yang kita panjatkan setiap hari di dalam sholat kita, ‘ihdinash shirathal mustaqim, shirathalladzina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhubi ‘alaihim wa ladhdhaalliin’. Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat. Dan dari sinilah kita bisa memahami mengapa sedemikian besar rasa takut para ulama salaf akan bahaya kemunafikan. Sampai-sampai dikatakan oleh Ibnu Abi Mulaikah, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka semuanya merasa khawatir dirinya terjangkit kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq)

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata:

“Orang yang diberikan kenikmatan kepada mereka itu adalah orang yang mengambil ilmu dan amal. Adapun orang yang dimurkai adalah orang-orang yang mengambil ilmu dan meninggalkan amal. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang mengambil amal namun meninggalkan ilmu.” (Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 25).

Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan, “Firman-Nya ‘ghairil maghdhubi ‘alaihim waladhdhaalliin’ mengandung penjelasan mengenai dua ujung penyimpangan dari jalan yang lurus. Ayat ini menjelaskan bahwasanya penyimpangan kepada salah satunya menjerumuskan kepada kesesatan, yang pada hakekatnya itu merupakan bentuk kerusakan dalam hal ilmu dan keyakinan. Adapun penyimpangan kepada ujung yang lainnya menyeret kepada perkara yang dimurkai yang penyebabnya adalah kerusakan dalam hal niat dan perbuatan.” (al-Fawa’id, hal. 21)

Berkat taufik dari Allah untuk bisa bersabar di atas ketaatan dan menjauhi kemaksiatan serta mengamalkan ilmunya, seorang hamba akan terselamatkan dari murka Allah ta’ala. Sebagaimana berkat taufik dari Allah ta’ala untuk memahami kebenaran dan batasan-batasannya serta mengetahui cara yang benar dalam beribadah kepada Allah ta’ala, seorang hamba akan terselamatkan dari kesesatan.

Dan ini semua artinya adalah, setiap hari -bahkan setiap kali sholat, bahkan setiap raka’at [!]- kita dituntun oleh Allah ta’ala untuk memohon kepada-Nya anugerah kesabaran agar terlepas dari belenggu hawa nafsu yang menjerat kita dalam murka-Nya karena tidak mengamalkan ilmu, serta memohon kepada-Nya keyakinan supaya bisa terbebas dari hembusan syubhat dan kebodohan yang akan menyesatkan kita dari jalan-Nya. Sungguh besar kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Alangkah benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sungguh Allah lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya daripada perempuan ini -yang kehilangan anaknya dan menyusui setiap bayi yang ditemuinya, pent- kepada bayinya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Subhanallah!

Maka waspadalah -wahai saudara-saudaraku- dari kedua golongan manusia itu; golongan manusia yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya, dan golongan manusia yang beramal tapi tidak melandasinya dengan ilmu

Jangan sampai kita termasuk di dalamnya! Dan marilah bertaubat dari kesalahan-kesalahan kita, karena dengan jalan taubat itulah keberuntungan akan bisa diraih. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman, mudah-mudahan kalian termasuk orang-orang yang beruntung.” (QS. an-Nuur: 31).

Ya Allah, kami mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ya Allah, kami menyadari kezaliman yang kami lakukan kepada diri-diri kami maka ampunilah kami, sebab seandainya Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami pastilah kami tergolong orang-orang yang merugi. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, keterjagaan kehormatan, dan rasa cukup -di dalam hati-. Segala puji hanya bagi-Mu, kami tak sanggup menghingga pujian untuk-Mu, Engkau sebagaimana yang Engkau puji terhadap diri-Mu. Tiada yang berhak diibadahi kecuali Dirimu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Yogyakarta, 11 Dzulqo’dah 1430 H

Yang selalu membutuhkan Rabbnya
Abu Mushlih Ari Wahyudi
http://abumushlih.com/waspadailah-dua-golongan-manusia.html/
Keheningan merayap pelan
Berat desahan nafas...menghimpit rongga dada
Tertunduk lesu...di hamparan sajadah
Sunyi membahana hantarkan jiwa berpetualang
Bersimpuh ...di pintu PENGHARAPAN PENGAMPUNAN
...Dinding menuliskan kesaksian kelak atas laku jiwa yang ponggah
Tersungkur nyaris mati,hinanya diri di peluk keangkuhan
Berdiri,tertatih tuk berbenah,sisa-sisa nafas ''NIKMAT''
Ampuni kesombongan ini Yang Maha Kasih.
 
Km titipkan sbuah kelakuan yg sedang mengelupas diri pd sejentik pengakuan rayapan sadar yg tlh pagi,,
Mgkn kelakmu adl kebaikan yg trhasrat lahir nanti dr bagian hati bunga yg sekuntumnya mampu mencuri juta'an makna dn kerahasia'an rasa,,
Sg...alanya yg tlh trjaga leburlah dlm sebentuk do'a embun saat ia meminta sejuk brsamanya utk skedar mengisi ruang kesejukannya..
Hati,,