Tema ini saya nukil dari sebuah konsultasi keluarga di  majalah islam.
Ada seorang perumpuan menanyakan tentang keinginan hatinya untuk melamar seorang lelaki.

Pertanyaannya,; Menurut syari'at bolehkan seorang perempuan melamar lelaki yang menjadi idamannya?

Jawaban;
    Dalam beberapa hal syariat islam memberi hak yang sama antara perempuan dan lelaki.Dalam berbuat kebaikan(amal shaleh)Allah subhanahu wata'ala tidak membedakan,Apakah pelakunya laki-laki atau perempuan,akan di ganjar dengan pahala yang sama.Allah ta'ala menegaskan;
      ''Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh,baik lelaki maupun perempuan sedang orang yang beriman,maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak di aniaya walau sedikitpun.''(An-Nisaa [4] ; 124).
 
Berikhtiar untuk mendapatkan jodoh merupakan amal saleh,sebagaimana juga menikah merupakan perbuatan yang merupakan perbuatan yang amat terpuji.Dalam hal ini,tidak ada halangan bagi kaum perempuan untuk melamar lelaki,sebagaimana lelaki tidak ada larangan untuk melamar perempuan yang di cintainya..Syari'at Islam memberi hak yang sama antara lelaki dan perempuan.

Kalau boleh di sebut halangan,satu-satunya,satu-satunya halangan perempuan melamar lelaki idamannya adalah ''gengsi'' atau ''harga diri''.Bagi sebagian orang yang konon yang katanya menjunjung tinggi nilai  dan adat ketimuran,perbuatan ini di angap ''aib'' atau menyalahi adat.Aib itu tidak saja di sandang oleh perempuan sebagai individu,tapi bagi juga keluarganya.Inilah penghalang utama dan satu-satunya bagi perempuan yang hendak melamar lelaki.

Bagi kami,mengapa para perempuan banyak menuntut emansipasi dan persamaan hak di segala bidang,tapi setelah di beri kesempatan dan hak yang sama dalam hal ''melamar'' justru di hindari? Mengapa untu sebuah kebaikan dan kemaslahatan hidup dapat di kalahkan oleh gengsi?
Persoalannya kembali kepada masing-masing individu,apakah iya lebih mengutamakan gengsi atau kebahagian hidup yang sejati?

Adalah khadijah binti khuwailid,perempuan yang tidak ragu-ragu untuk melakukan hal tersebut.Beliau adalah perempuan yang cantik ,kaya,dan terhormat.Beliau menepis gengsinya demi untuk mempersuting lelaki yang di matanya terdapat tanda-tanda kemuliaan an kematangan pribadi.Lelaki itu tidak lain adalah Muhammad shallallahu'alaihi wasalam.Khadijah sangat terpikat dengan kemuliaan akhlak dan budi pengertinya.

Nafisah binti Munabih menangkap kegalauan dan kebimbangan Khadijah,teman dekatnya.Iapun memberanikan diri untuk diutus menemui orang yang sangat di cintainya.Setelah sepakat,berangkatlah Nafisah menemui Muhammad Al-Amin.

Singkat cerita,Muhammad mererima lamaran itu dan kemudian mereka menikah..Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran ibrah bahwa gengsi dan harga diri itu bisa di tepis atau di kesampingkan.Justru yang harus di pegang teguh adalah syari'at.Jika syarat tidak menghalangi,mengapa harus gengsi?
Apalah artinya menjaga gengsi dan harga diri jika taruhannya justru neraka? Memang gengsi dan harga diri itu perlu tapi harus di posisikan pada tempatnya.
Ustadz Hamim Thohari.

Semoga bermanfaat.

0 comments: